27 Jun 2012

Perencanaan Finansial Pendidikan Mensukseskan Keluargaku

Disaat Acara Wisuda Kakak Saya. (dok. pribadi)
Untuk mempertahankan kesuksesan dibutuhkan pondasi yang kuat. Itulah kata pepatah, ibaratnya agar kita tetap mencapai kesuksesan maka dibutuhkan keahlian dan pengalaman yang lebih. Dan keahlian tersebut dapat dimiliki lewat pendidikan. Tidak hanya sekedar keahlian, namun keahlian yang lebih. Untuk itu pendidikannya pun juga tidak hanya pendidikan yang “biasa-biasa saja” namun juga berkualitas yang dapat membentuk karakter dan pola pikir.

Jer Basuki Mawa Bea, untuk mendapatkan sesuatu dibutuhkan biaya. Yup, seperti pendidikan. Pendidikan yang lebih baik dan berkualitas lebih memerlukan biaya daripada pendidikan yang “biasa-biasa saja”. Semua orang tentu ingin si buah hati mempunyai pondasi pendidikan yang kuat agar dewasanya nanti memperoleh hasil yang maksimal.

Seperti halnya kedua orang tuaku. Kami tinggal di desa pinggiran. Dulu Ayahku seorang buruh pabrik swasta sebelum beliau pensiun tahun 2009 lalu, sedangkan ibuku hanya ibu rumah tangga tanpa penghasilan. Pendidikan ayah pun juga dibilang minim, yaitu hanya sampai tamat SMA, apalagi ibu, hanya lulusan SD. Gaji ayah ketika bekerja pun sangatlah rendah, 3 tahun lalu hanya kurang dari 1juta. Tepatnya sekitar 750rb.

Saya lahir dari tiga bersaudara. Jarakku dengan kakak kedua sangatlah banyak. Hampir 15 th. Pendidikan sangat penting bagi keluarga kami, kedua kakakku telah berhasil melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi. Tentunya beban ayah dalam hal ekonomi begitu berat karena harus membiayai kuliah kedua anaknya kala itu. Setelah sang kakak sudah selesai kuliah sekitar tahun 1999, kini tinggal aku yang masih duduk di sekolah dasar. Apalagi ditambah nanti ketika aku telah kelas 3SMP sang ayah sudah menempuh masa pensiunnya.

Mengantisipasi akan beban biaya pendidikanku disaat sang ayah menikmati masa-masa pensiunnya, ia telah pandai-pandai menyiapkan biaya untuk rencana masa depanku. Pada saat itu banyak sekali tawaran solusi perbankan dengan berbagai produk perbankan beserta layanan perbankan untuk mendapatkan kebebasan financial pendidikanku nantinya, dan ayah memilih deposito. Dengan memperhitungkan kemudahan bertransaksi antara bank kantor dengan deposito nantinya maka yang terbaik adalah deposito BCA. Sebisa mungkin ia menyisihkan sebagian gajinya. Terus menerus hingga saat pensiun itu tiba. 

Ayah mendapatkan uang pesangon dari tempat kerjanya, jumlahnya tak seberapa, sekitar 20juta. Ia mendepositokan seluruh uang tersebut untuk biaya kuliahku selama 4tahun nantinya. Walau pada kenyataanya sedikit demi sedikit diambil untuk biaya sekolahku selama SMA dan keperluan sehari hari. Hasil dari bertani hanya cukup untuk makan sehari-hari saja. Kehidupan kami serba pas-pas an. 
Kesuksesan pendidikan tak lepas dari matangnya persiapan finansial sejak dini. (dok. Pribadi)

Hingga suatu saat ketika kedua kakak saya sudah wisuda dan berkeluarga dengan penghasilan yang cukup, semua baru telah dirasakan. Pengorbanan banting tulang membiayai sekolah mereka sampai perguruan tinggi tidaklah sia-sia. Sang kakak telah mendapatkan pekerjaan yang lebih layak ketimbang ayah dan sedikit sedikit bisa membantu ayah untuk membiayai sekolah saya. Hingga akhirnya saya sekarang lulus SMA.
Aku lulus SMA tahun 2012, masih panjang jalan yang harus ku lalui. (dok. Pribadi)

Kini saya akan memasuki perguruan tinggi. Dengan uang yang telah ayah kumpulkan sejak dulu saat masih bekerja menjadi modal saya untuk kuliah. Walaupun dihitung-hitung tidaklah seberapa, namun cukup untuk meringankan beban nantinya. Tak salah jika ayah memilih mendepositokan untuk rencana masa depan-ku.
Pilihan ayah untuk mendepositokan uangnya untuk biaya sekolahku sebenarnya memang sedikit terlambat dan masih belum matang. Seharusnya ia harus lebih menyiapkan ini sejak awal-awal hingga akhirnya tidak membebani masa tuanya. Karena ia masih mempunyai anak yang butuh biaya pendidikan.

Saya ingin ketika sudah berkeluarga nantinya tidak akan dibebani oleh biaya pendidikan anak yang mendadak atau bahkan ketika sudah dalam masa pensiun. Tentu juga dengan anda. Maka segeralah mumpung masih muda dan produktif bekerja untuk menyisihkan sebagian tabungan untuk berinvestasi lewat deposito atau jangka panjang lebih dari 3tahun. Untuk kita yang masih muda dan masih lama untuk si anak mengenyam sekolah silakan saja pilih yang jangka panjang, tentukan Berapa tahun lagi anak akan masuk sq class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Mungkin itu pengalaman dari ayah saya yang sekarang sudah menikmati masa tuanya sambil menunggu saya lulus kuliah 4-5 th lagi. Pengalaman yang sangat berharga ini semoga bisa menginspirasi anda dan memberikan motivasi agar lebih memperhatikan dan merencakan pentingnya pendidikan dan sepandai-pandainya membiayai pendidikan buah hati. Jangan sampai biaya pendidikan membebani masa tua anda.



Keyword :
Solusi perbankan
Rencana masa depan
Kemudahan transaksi
Produk perbankan
Layanan perbankan
Kebebasan finansial

Link : http://bca.co.id

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More