11 Jul 2014

Tidurnya Orang Puasa Itu Godaan !


Satu bulan penuh kita akan menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Dalam hadist, puasa adalah menahan makan dan minum serta hawa nafsu yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Ramadhan adalah bulan ibadah bagi setiap muslim. Bulan yang didalamnya diperintahkan untuk berpuasa, shalat tarawih, membaca Al Qur’an, bersedekah, iti’kaf pada sepuluh hari terakhirnya.

Iya benar, menahan makan dan minum serta hawa nafsu. Bisa dibilang, menahan makan dan minum untuk dewasa ini dapat dengan mudah diatasi. Kita sudah dewasa dan saya yakin semua orang mampu menahan makan dan minum selama puasa. Nah, yang kedua ini yang sangat sulit, yaitu hawa nafsu yang mengurangi pahala bahkan membatalkan puasa.

Kita mampu menahan godaan es puter yang idjual dipinggir jalan sepulang kerja atau kuliah, kita bisa menahan aroma bakso yang jalan jalan didepan hidung kita. Tapi, apakah bisa menahan amarah saat mobil kita disrempet pengendara motor yang ugal ugalan ? apakah kita bisa menahan pandangan mata ketika melihat sesuatu yang haram untuk dilihat ?

Bagi sebagian orang yang setiap harinya selalu terjaga dari hal keburukan pasti tak akan sulit, namun jika kita adalah makhluk yang masih dibutakan akan indahnya duniawi (termasuk ane gan :D) pasti menjadi hal yang sangat sulit untuk dihindarkan. Alih alih ketidaksengajaan menjadi alasan utama.

Kemudian apa hubungannya maksiat dengan tidur ? ada beberapa hadist yang mengatakan, “tidurnya orang puasa adalah ibadah”. Maksud dari hadist tersebut adalah lebih baik tidur daripada melakukan kemaksiatan. Namun, kenapa kita mesti tidur jikalau kita bisa melakukan sesuatu yang menghasilkan pahala ?

Tidur, adalah kebiasaan umum yang dilakukan ketika puasa. Bahkan sampai muncul kalimat, “Tidurnya orang puasa adalah ibadah”. Namun tanpa kita sadari, tidurlah godaan terbesar dalam bulan puasa.

Diantara kita pasti betah tidur siang ketika puasa. Sepulang kerja tidur sampai ashar, kemudian mandi, sholat, sambil menunggu buka puasa. Nah, sebenarnya selain tidur yang menghabiskan waktu tersebut, kita bisa melakukan hal yang lebih bermanfaat dan menghasilkan pahala.

Sebenarnya tidur siang adalah kebiasaan masyarakat Arab dan beberapa orang sholeh dan ulama terdahulu. Mereka menyebutnya Qailulah yang artinya tidur sebentar waktu siang. Mereka melakukannya tidak hanya pada bulan Ramadhan tapi pada hari-hari biasa juga, khususnya pada waktu musim panas. Para Ulama Sholeh terdahulu menjadikan tujuan dari qailulah ini agar pada malam harinya bisa bangun untuk mendirikan sholat tahajud.

Nah, apakah kita melakukan tidur siang untuk sholat tahajud dan tadaruz Al-Quran dimalam harinya ? kalau aku sih jarang, kalau iya sih tadarus palingan jam 11 udah tidur lagi.

Namun, bagi bagi sebagian banyaknya tidur akan menafikan hikmah dari disyariatkannya berpuasa yaitu untuk melakukan jihad dengan dirinya melawan berbagai tarikan-tarikan hawa nafsu dan syahwatnya selama puasa.

Pada hakikatnya tidak ada larangan untuk tidur, tidur itu perlu. Namun alangkah baiknya waktu yang kita gunakan untuk tidur bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih berguna

Ustadz Sigit Pranowo berpendapat :

Hadits ”Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” terdapat didalam kitab ”Ihya Ulumuddin” milik Imam Ghazali. Namun al Iroqi mengatakan bahwa kami meriwayatkannya didalam ”Amalii Ibnu Mundah” dari riwayat Ibnul Mughiroh al Qowas dari Abdullah bin umar dengan sanad lemah atau mungkin Abdullah bin ’Amr.

Adapun hadits lainnya yang berbunyi,”Tidurnya orang yang berpuasa ibadah, diamnya tasbih, doanya diijabah dan amalnya diterima.” maka menurut Syeikh Al Bani didalam kitabnya ”as Silsilah adh Dhaifah wa al Maudhu’ah” (10/230) adalah lemah.

Hadits itu diriwayatkan oleh Abu Muhammad bin Sho’id didalam ”Musnad Ibnu Abi Aufa” (2/120), ad Dailamiy (93/4) dan al Wahidiy didalam ’Al Wasith” (1/65/1) dari Sulaiman bin Amr dari Abdul Malik bin Umair dari Ibnu Abi Aufa.

Al Bani mengatakan bahwa hadits ini palsu, Sulaiman bin Umar adalah Abu Daud an Nakh’i adalah seorang pendusta.

Pemilik kitab ”Faidhul Qodir” mengatakan bahwa didalamnya terdapat Ma’ruf bin Hasan—ia adalah salah seorang—yang lemah sedangkan Sulaiman bin Umar an Nakh’i adalah orang yang lebih lemah darinya.

Al Hafizh al Iroqi mengatakan bahwa didalam hadits itu terdapat Sulaiman an Nakh’i ia adalah salah seorang pendusta. (Faidhul Qodir juz VI hal 290)

Dengan demikian tidurnya orang yang berpuasa bukanlah ibadah karena hadits itu tidak benar berasal dari Rasulullah saw.


Nah, sekarang baru tau kan ternyata selama ini saya telah tergoda dengan yang namanya tidur.

Kalau tidur hanya untuk bermalas-malasan dan meninggalkan kewajiban serta menelantarkan tugas, tentu itu sangat bertentangan dengan makna ibadah puasa itu sendiri. Para Sahabat Rasulullah s.a.w. menjalani puasa Ramadhan dengan tugas-tugas yang cukup berat, seperti perang Badar dan penaklukan Makkah. Ini semua petunjuk bahwa puasa bukan untuk menjadikan kita malas, tapi puasa adalah spirit agar kita bisa memberikan yang lebih baik meskipun dengan keterbatasan diri kita.

Coba kita nengok ke masjid masjid ketika habis Dzuhur, tidak sedikit orang sedang tidur pulas didalam masjid, bahkan ketika tidak bulan puasa. Sampai sampai tak sedikit pula takmir masjid yang member catatan didinding, “Dilarang Tidur Didalam Masjid”.

11 Okt 2013

Petani Sebagai Pelaku Wirausaha Dalam Menghadapi Persaingan Entrepreneur

Latar Belakang

Didesaku, tepatnya di sebuah desa terpencil di kabupaten Magetan, Jawa Timur. Mayoritas masyarakat disini adalah petani padi. Dan mayoritas petani disini berusia relatif tua, karena mungkin para pemuda kurang begitu tertarik akan usaha pertanian dan juga para orang tua mereka kurang menghendaki anaknya menjadi petani. Kenapa ? karena kebanyakan disini beranggapan kalau seorang petani berpenghasilan sangat rendah yang tak sebanding dengan jerih payahnya menggarap sawah.

Faktor pertama yang sangat mempengaruhi kenapa penghasilan para petani disini sangat rendah adalah karena mereka hanya mampu sebatas menggarap sawah, menanam benih hingga panen dan menghasilkan padi yang kemudian mereka jual ke pengepul. Dan tentu, harga padi disini dihargai sangat minim dan ketika dijual kembali oleh pengusaha distribusi pangan harganya bisa menjadi berlipat dari harga petani. Dan selisih itu sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh para petani.

Fakor kedua yaitu masalah proses penggarapan sawah yang mayoritas menggunakan tenaga manusia. Mereka masih menggunakan tenaga manusia untuk menggemburkan tanah (macul) dan kemudian nantinya ditanami benih. belum lagi ditambah upah yang harus dibayarkan oleh petani kepada buruh tani tersebut. Dan pengunakan tenaga manusia tersebut terus menerus diterapkan hingga proses panen.

Faktor ketiga yaitu yaitu peran pemerintah yang mensupport hanya sebatas di awal pembibitan. Ibarat sebuah hubungan antara ibu dan anak, pemerintah ini hanya memberikan asi sampai usia 7 bulan, dan kemudian dilepas untuk mencari makan sendiri. Begini yang kami rasakan, pemerintah hanya menyediakan bibit dan pupuk diawal musim, dan kemudian kami para petani tidak terus didampingi secara intensif. Dampaknya, ketika serangan hama datang, petani kewalahan dan tak bisa menghadapi, dan buruknya, pemerintah baru mengetahui disaat tanaman padi telah rusak terserang hama.

Faktor Keempat, yaitu selama ini masyarakat menempatkan profesi Tani sebagai sampingan. Atau menjadi profesi utama dengan praktik pertanian yang itu itu saja. Tidak ada peningkatan kualitas dalam pembentukan tanaman padinya. Mereka hanya sebatas melakukan peningkatan kuantitas dengan memperluas lahan. Hasilnya, padi yang didapat memang banyak, namun bernilai standar. Padahal sebenarnya dengan lahan yang sedikit namun kuantitas padi yang baik dapat menghasilkan padi yang bernilai jual tinggi dan tentu hasilnya akan sepadan dengan lahan luas namun kualitas buruk.


Petani Muda

Tahun 2012 lalu saya pernah mengkampanyekan para pemuda didaerah saya agar memajukan petani agar lebih inovatif dengan mereka berperan langsung didalamnya. Ide ini bukan tanpa alasan, rasanya sangat miris ketika berjalan-jalan disiang terik ditengah sawah dan bertemu dengan kakek 70tahun yang sedang berjibaku menyalakan diesel untuk pompa air. Sejenak aku hampiri Beliau dan bertanya, “Kok sendirian Mbah ? lha anaknya kemana ?” tanyaku. “owalah Le, anakku kerjo ning luar negeri. Tak aku wae sing garap sawah. (owalah Nak, anak saya bekerja di luar negeri. Biar saya saja yang kerja menggarap sawah).” jawab beliau.

Bagi para orang tua selain menganggap bahwa pemuda “kurang sabar dan tekun” dalam menggarap sawah, juga merasa kasihan jika anaknya tidak akan “maju” jika hanya menjadi sebatas petani. Mindset seperti ini seharusnya diluruskan untuk dirubah agar tidak berkelanjutan.

Menurutku, jika tidak ada generasi penerus para petani, trus siapa yang akan menciptakan makanan pokok dinegeri ini ?


Petani Sebagai Pelaku Usaha

Diharapkan petani mempunyai sebuah jiwa entreprenur dalam menjalankan profesinya. Dimana menurut Syamsu Hilal dalam jurnalnya yang berjudul “Menumbuhkan Petani Muda Wirausaha” mengatakan bahwa petani wirausaha adalah petani yang berpikir dan bertindak untuk mengembangkan hal-hal yang lebih baik dari apa yang dikerjakannya selama ini, sehingga hasil pertaniannya dapat lebih menguntungkan.

1. Petani tidak hanya berperan sebagai produsen, tapi juga sebagai pemasar. Maksudnya petani menjual sendiri hasil pertaniannya kepada konsumen rumah tangga tanpa melalui pihak ketiga. Sistem seperti ini telah diterapkan oleh pemerintah propinsi Jawa Timur melalui pasar Puspa Agro. Dimana disana petani langsung menjadi penjual dan menggelar hasil pertaniannya.

2. Merubah sistem mekanisasi secara menyeluruh dalam proses penggarapan lahan. Sistem ini dapat memaksimalkan keefektifan dan efisiensi dalam proses penggarapan sawah. Dengan cara menerapkan teknologi hasil pekerjaan akan cepat selesai, dan tidak membutuhkan banyak sumber daya manusia. Dengan begitu biaya produksi dapat ditekan secara maksimal. Dengan konsekuensi, tenaga buruh tani akan berkurang dan mengakibatkan berkurangnya mata pencaharian buruh tani.

3. Petani mandiri. Dengan fakta sekarang ini yang minim perhatian dan pendampingan dari pihak terkait demi memajukan petani, mau tidak mau para petani harus bisa lebih mandiri. Memang masalah pokok petani adalah mengenai wawasan terhadap ilmu pertanian. Coba bayangkan, apakah ada lulusan sarjana pertanian yang mau jadi petani ? tentu tidak semua. Maka dari itu petani harus dituntut paham akan ilmu pertanian. Cara terbaik yaitu melalui Learning By Doing atau belajar melalui bekerja. Apa yang dialami, dipelajari, dan dibahas solusi jalan keluarnya. Dengan begitu permasalahan mengenai kekurangan pupuk, serangan hama, dapat dengan mudah, tepat, dan tanggap diatasi oleh para petani secara mandiri.

4. Meningkatkan kualitas padi, bukan hanya meningkatkan lahan pertanian. Seperti yang dikatakan diatas, petani harus berpikir bukan hanya kuantitas, tapi kualitas. Dimana hasil panen yang berkualitas baik akan meningkatkan nilai jual dan menambah keuntungan. Ingat kata pepatah bung Karno, “beri aku 1000 orang tua akan aku cabut semeru dari tanah, beri aku 100 pemuda akan aku goncangkan dunia.”.


Mekanisasi dan digitalisasi Pertanian padi

1. Mesin Penanam Padi

Beberapa daerah memang telah mempraktekkan proses mekanisasi pada fase tanam bibit. Namun, kebanyakan besar petani di Indonesia masih menggunakan cara lama yaitu manual menggunakan tenaga manusia, begitu juga didesaku. Nah, inilah saatnya petani muda inovatif mulai mempraktekkan penggunaan alat penanam padi, dengan investasi seperti ini akan lebih banyak manfaat dan keuntungan untuk hasil akhir dan musim tanam berikutnya.

2. Pemotong dan perontok Padi

Begitu juga halnya dengan proses panen, sekarang masyarakat telah menggunakan mesin perontok padi. Mesin perontok padi yang didesain oleh para petani memang sangat membantu dan menambah efisiensi. Namun ternyata prosesnya masih belum maksimal dan jauh dari yang diharapkan. Kenapa ? mesin ini hanya sebagai perontok, sehingga untuk memotong batang padi masih menggunakan sistem manual, sehingga memungkinkan terjadinya tingkat “loss” (jumlah padi yang hilang) yang relatif banyak. Karena padi dipotong, kemudian diangkut dibawa ke mesin perontok untuk dipisahkan gabahnya.

Suatu saat nanti alat ini akan digunakan oleh para petani di Indonesia. (wikipedia)

Harapannya dengan penggunaan mesin pemotong sekaligus perontok akan sangat mengurangi tingkat “loss” gabah. Dan tentu hasil panen berikut keuntungan petani akan dapat meningkat hingga 2 persen.

3. Informasi Iklim dan Cuaca

Yang menjadi pengaruh utama tanaman adalah iklim dan cuaca. Dalm menganalisa iklim para petani saat ini mengandalkan perhitungan bulan dan posisi bulan dimana saat itu berada. Mereka tahu bahwa ketika bulan september maka sumber air begitu sulit didapat, sebaliknya ketika datang bulan Desember dan Januari maka telah mulai sering hujan. Begitu juga cuaca, para petani sudah mampu menebak nebak apakah akan hujan atau cerah. Sehingga mereka bisa memutuskan untuk menggunakan pompa diesel ata menunggu hujan datang. Tentu ini akan menghemat biaya produksi.

Nah, dengan teknologi yang semakin maju, juga didukung masyarakat sekarang yang cenderung konsumtif terhadap barang elektronik, maka perlu memanfaatkan prediksi cuaca (AccuWeather) yang telah terintegrasi di beberapa smartphone. Dengan sasaran Petani Muda, diharapkan untuk menunjang profesi mereka aplikasi AccuWeather ini bisa digunakan.

4. Analisa tanaman

Dalam perawatan rutin kita bisa memanfaatkan berbagai aplikasi analisis pada smartphone. Misalnya sebah aplikasi analisis efisiensi pupuk pada tanaman. Leaf Coder, begitu nama aplikasi besutan Telkom University. Ciputraentrepreneurship.com menjelaskan bahwa cara kerja aplikasi ini yaitu melakukan scan terhadap sample daun yang telah dipotret melalui aplikasi ini. Leaf Coder akan memberikan output berupa jumlah takaran pupuk yang pas untuk tanaman tersebut.

Manfaat utamanya yaitu untuk menciptakan penggunakaan pupuk yang ramah lingkungan dengan tidak berlebihan. Selain itu juga menambah efisiensi penggunaan pupuk sehingga dapat menekan biaya pupuk oleh petani.

5. Pupuk Alternatif

Saat ini pupuk kimia maupun organik masih disubsidi pemerintah. Begitu juga untuk bibit padinya. Setiap 3 bulan sekali pemerintah menyetor pupuk subsidi ke desa-desa. Dan sayangnya, pupuk-pupuk tersebut tak mampu memenuhi seluruh kebutuhan petani dengan lahan yang begitu luasnya. Entah karena dimainkan oleh oknum atau murni karena stok yang terbatas dari pemerintah. Imbasnya, petani harus membeli ke luar daerah dan membayar harga 2 kali lebih mahal dari harga normal.

Dengan tidak bergantung dari pemerintah, petani, khususnya para petani muda mampu menerapkan inovasi pupuk alami buatan sendiri. Dengan proses fermentasi dari dedaunan yang ada disekitar kita mampu disulap menjadi sebuah pupuk organik. Apalagi didesa-desa masih banyak penduduk yang memelihara hewan ternak bisa dimanfaatkan kotorannya. Harapannya, selain bisa memenuhi kebutuhan pupuk yang jauh dari cukup, juga turut membantu pemerintah menghemat anggaran Negara.


Kendala

Dalam sebuah usaha pasti ada kendala yang selalu datang dengan berbagai bentuk. Dalam hal ini petani, kendala ada 2 faktor, yaitu dari alam dan dari manusianya. Faktor alam bisa meliputi perubahan iklim yang tidak menentu seperti kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan sehingga tanaman kekurangan air. Kemudian dari manusia bisa berupa human error, atau kondisi pasar. Sebagai petani wirausaha diharuskan sebuah planning kedua jika sewaktu waktu kemungkinan terburuk terjadi. Itulah kenapa petani harus berjiwa wirausaha.


Penutup 

Dengan ulasan permasalahan pertanian padi yang telah saya ambil sampel dari daerah saya di Magetan Jawa Timur yang secara garis besar mungkin sama dengan kebanyakan di daerah Indonesia. Saya menyimpulkan bahwa petani di indonesia masih setia dengan tradisional, mau tidak mau harus bermetamorfosa 5 tahun lebih maju. Dengan peningkatan berbagai proses mekanisasi dan digitalisasi agar mampu bersaing di dunia global, sehingga pasar dalam negeri tidak tergerus oleh pasar impor.

Dengan bermodalkan Petani Muda yang berjumlah sekitar 34,78 % dari keseluruhan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian (Data Badan Statistika tahun 2010) akan mampu merubah pertanian Indonesia selangkah lebih maju. Meningkatkan kompetensi petani muda dalam mengakses teknologi, modal, pasar, dan manajemen sehingga menjadi petani muda wirausaha mandiri yang inovatif, kreatif, mampu bersaing, berwawasan global dan professional.


Semoga generasi muda harus mampu memajukan pertanian Indonesia (doc.pribadi)

Petani bekerja kepada alam untuk manusia. Petani bekerja sekuat tenaga agar tanaman yang ia tanamkan berbuah manis, dan alam telah menjawab kerja keras mereka melalui panen raya. Kini giliran kita, bagaimana kita bisa menghargai karya petani tersebut ?



Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Esai Ciputra Entrepreneurship 2013 bertema "Bagaimana Menghadapi Persaingan Sebagai Entrepreneur."


Rujukan :

2 Mar 2013

Jasa Review Berkualitas

Review adalah hal penting dalam metode promosi produk. Para produsen pasti merelakan produknya untuk direview dan bahkan memberikan reward bagi reviewer yang terbaik.

Kita lihat, banyak tabloid dan majalah hobi pasti tiap edisinya mereview sebuah produk baru. Tentu itu akan mengenalkan dan menyebarluaskan sebuah oroduk baru agar laris dipasaran.

Banyak fasilitas untuk menyalurkan review anda. Bisa melalui jejaring sosial, sebuah situs yang berhubungan, membuat sendiri blog review, dan juga menyerahkan kepada jasa review professional.

Mereview sendiri dengan memanfaatkan jasa reviewer professional tentu menghasilkan sesuatu yang berbeda. Mungkin kita membuat review terlalu asal asalan dalam memilih kata walaupun kita mengenal baik akan produk sendiri. Namun ada nilai tersendiri bila anda menyerahkan kepada jasa review.

Untuk urusan review bisnis anda, serahkan kepada Dewa SEO Jasa Review. Karena Dewa SEO memberikan pelayanan Jasa Review Produk Bisnis Terbaik dan Berkualitas.

Anda akan mendapatkan review yang mampu menarik minat calon pembeli terhadap bisnis produk anda. Selain itu review juga diposting di situs Dewa SEO yang tentu tak diragukan keahliannya menembak keyword. Karena Dewa SEO juga sebagai PAKAR SEO.

Bisnis anda akan semakin menyebar luas didunia internet. Bisnis anda juga akan disebar ke ratusan situs bookmarking oleh Dewa SEO.

Selain itu juga memudahkan calon pembeli untuk langsung menghubungi anda. Karena kontak bisnis anda juga dicantumkan lengkap dalam review nantinya.

Dengan begitu anda dirumah tinggal menunggu calon pembeli yang datang dengan sendirinya. Tinggal duduk manis didepan laptop dan ponsel anda menunggu konsumen menghubungi anda. Memudahkan anda bukan ?

Pesan review sebanyak-banyaknya untuk setiap produk bisnis anda. Sehingga setiap produk mempunyai satu review. Yang dapat memenuhi kebutuhan calon pembeli yang berbeda-beda.

Review juga bisa berperan sebagai testimoni. Namun kelebihan review yaitu lebih lengkap daripada testimoni. Dan tentu lebih obyektif dan bersifat promosi.

Jasa Review

Oke, sudah siapkah anda mereview produk anda dengan Jasa Review dari Dewa SEO ?

26 Feb 2013

Pantai Pasir Putih

IMG_0681IMG_0668IMG_0661IMG_0660IMG_0659IMG_0575
IMG_0568IMG_0562IMG_0557IMG_0556IMG_0555IMG_0554
IMG_0550IMG_0549IMG_0541IMG_0529IMG_0474IMG_0466
IMG_0465IMG_0463IMG_0425IMG_0424IMG_0402IMG_0400

Pantai Pasir Putih, salah satu album di Flickr.

Trenggalek Jawa Timur

14 Jan 2013

From Peasant To Nation

Aku terlahir dari keluarga petani. Ayahku seorang petani, kakekku seorang petani, bahkan buyut sampai nenek moyangku juga seorang petani, walaupun orang beranggapan nenek moyangku seorang pelaut. Itu salah.

Tinggal di daerah pedesaan tak banyak pilihan untuk melakukan usaha perbisnisan. Karena memang warga desa itu tidak se-konsumtif warga kota yang mempunyai kesejahteraan lebih besar. Untuk memasarkan barang dan jasa pun lebih harus punya banyak cara lain. Seperti halnya yang terjadi didesaku. Sebuah desa kecil dipinggir kota Magetan, Jawa Timur. Desa Pencol namanya.

Usaha bisnis apa sih yang bisa dilakukan oleh pengusaha di desa ini ?

Tanah Ladang

Sebelum menjawabnya, mari kita kaji terlebih dahulu bagaimana kondisi masyarakat yang ada didesa. Penduduk produktif di desa Pencol 50% adalah petani. 25% sebagai pegawai dan wiraswasta. 15% penduduk lainnya merantau ke luar kota dan mencari pekerjaan disana. Sisanya 10% sebagai masih menganggur.

Tentu hal yang paling menonjol adalah segi pertaniannya. Dalam hal ini yaitu petani padi. Penduduk mayoritas adalah petani. Entah itu petani dengan sawah garapannya sendiri ataupun dengan cara sistem bagi hasil.

Mereka yang tidak punya ladang, namun mampu dalam hal fisik dan mampu mengerjakan sawah, akan bekerjasama dengan petani yang mempunyai ladang luas. Petani kaya yang mempunyai ladang luas akan menyerahkan beberapa petak sawahnya untuk digarap oleh petani yang tidak punya ladang tadi dan hasil panennya akan dibagi rata. Pembagiannya berdasarkan ladang, modal, dan petani yang mengerjakan itu.

Kembali ke pertanyaan awal, bisnis apa yang bisa dilakukan ? yap, dengan investasi tanah.

Para pengusaha dengan modal besar dapat mencari tanah ladang didesa-desa yang mempunyai perekonomian yang masih lemah. Tanah ladang yang sudah tidak diurus oleh pemiliknya karena ditinggal pindah atau dibiarkan begitu saja tanpa ada pelimpahan sebelumnya dapat disewa untuk digarap oleh para petani. Didesaku banyak sekali tanah kosong yang sekarang jadi tandus karena bertahun tahun dibiarkan kosong. Tanah itu adalah milik mantan kepala desa yang sekarang sudah tinggal diluar kota.

Awalnya yang telah menerapkan sistem bagi hasil itu karena alasan ketidakmampuan petani untuk menggarap ladang yang begitu banyaknya. Daripada ladang menganggur begitu saja dan daripada disewakan kepada pihak pabrik BUMN untuk ditanami tebu milik pabrik, lebih baik dilimpahkan ke warga masyarakat yang belum mampu menikmati garapan sawah.



Smbr gbr : Aliansi Petani Indonesia (api.or.id)



Dari situs Aliansi Petani Indonesia dikatakan bahwa sawah itu milik petani. Sebenarnya membangun perusahaan, mall, pusat perbelanjaan diatas tanah ladang yang itu merampas hak petani. Dengan datangnya para pengusaha petani yang menjembatani petani pada tanah garapan, akan membantu perekonomian petani dan tentu terus melestarikan budaya bercocok tanam ditengah sempitnya ladang garapan.

Dengan berkembangnya teknologi digital sekarang ini, harapan untuk warga desa yang mayoritas petani adalah menggandeng para pengusaha untuk sedikit menginvestasikan uangnya untuk dibelikan ladang yang kemudian digarap oleh petani desa.

Dengan memanfaatkan teknologi jaringan internet maka jaringan bisnis tidak hanya pada satu lingkup desa, yaitu mampu menggait para investor dikota kota besar yang kekurangan tanah untuk investasi. Sekarang banyak parabusinessman yang menggunakan sosial media seperti facebook, twitter, BBM, dan melalui website atau blog pribadi mereka. Tak mustahil pula, para petani membuat sebuah jaringan tersendiri melalui media tersebut. Saling berbagi akan permasalahan pertanian yang dialami tiap-tiap desa, distribusi pupuk dan bibit, dan juga mencari pembeli tanah dan penanam modal untuk membantu menggarap sawah.

Harapannya nanti kedepannya, para petani didesa dapat mengoperasikan komputer dan gadget untuk mengakses internet. Memantau isu pertanian yang terjadi diregionalnya. Semua petani pun harus mempunyai sebuah perangkat digital seperti BB. Gila memang, namun ini akan keren abis dan membuat menteri pertanian bilang waw.



Distribusi Pupuk

Permasalahan yang masih menjadi momok ditubuh petani adalah pasokan pupuk. Selama ini pupuk untuk kebutuhan petani sepenuhnya disubsidi oleh pemerintah. Setiap musim tanam tiba petani dikirimkan pupuk lewat para distributor dimasing-masing daerah.

Selanjutnya adalah merubah sistem penjualan beras yang masih dimonopoli oleh tengkulak daerah dengan sistem jaringan online. Karena para petani sudah mempunyai perangkat digital untuk akses internet. Jadi akan lebih baik hasilnya dan tidak akan percuma sistem online ini.

Tidak lain tidak bukan adalah menghindari petani kekurangan pupuk. Disini, didesaku, pupuk masih sering telat, masih sering petani ada yang tidak kebagian pupuk. Dengan menggunakan sistem jaringan terpadu ini, diharapkan peredaran pupuk akan merata dan semua petani seregional mendapatkan pupuk yang rata.

Pemasaran

Musim panen, petani suka cita menyambutnya. Namun setelah itu petani dihadapkan pada banyak pilihan. Akankah padinya nanti dijual dalam keadaan kering ataukah dalam keadaan basah. Maksudnya basah adalah setelah panen padi langsung dapat dijual dengan resiko harga yang lebih rendah. Sedangkan dalam keadaan kering, petani harus menjemur terlebih dahulu padinya hingga kering kemudian baru menjualnya dengan harga tentu lebih besar. Ini sebenarnya adalah sebuah permainan. Tergantung bagaimana petani pandai-pandainya mengambil keputusan.

Bisa saja harga padi kering yang besar tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan untuk menjemur tiap harinya. Belum lagi ada hujan datang dengan tiba-tiba yang malah membuat padi menjadi terendam air. Untuk itu, pemikiran segala kemungkinan yang terjadi dan juga prakiraan akan cuaca sangat menentukan dan mungkin bermanfaat bagi petani.

Dengan meleknya petani akan dunia digital, diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Yaitu dalam hal ini mencari informasi secara detail dan berkala akan prakiraan cuaca diregionalnya dengan terhubung ke situs prakiraan cuaca yang banyak kita jumpai di internet. Seperti milik google weather, yahoo weather, dan lain sebagainya. Atau bisa juga memanfaatkan data dari situs BMKG untuk hasil yang lebih spesifik dari regional kita.

Untuk penjualan hasil panen, petani hanya memiliki 1 penjual gabah. Mau tidak mau, dengan harga yang ditetntukan oleh penjual gabah, petani harus tunduk dan mau melepas gabahnya dengan harga tertentu. Tak ada variasi dan pilihan kepada petani untuk lebih mencari harga lebih layak.

Itu karena kurangnya informasi dan sempitnya jaringan petani. Andaikan seluruh petani dihimpun dalam suatu jaringan yang mana setiap ada informasi semua petani telahg mendapatkannya. Itu akan sangat membantu petani memasarkan gabahnya. Untuk mencari penjual gabah cukup memilih dalam jaringan, maka akan terdapat list berbagai penjual gabah yang siap membeli gabah dari para petani dengan harga yang relatif dan beraneka ragam. Dengan begitu petani akan bisa lebih mengeplorasi untuk menambah harga jual gabahnya.

Yap, seperti dalam situs Elektronik Petani yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia sudah telah memberikan berbagai informasi seputar pertanian di Indonesia. Seperti konsultasi untuk petani, sarana produksi meliputi mesin produksi, pupuk, dan juga pemberantas hama. Semuanya sudah disediakan oileh Kementerian Pertanian Indonesia lewat situs ini. Namun semua ini seperti mubadzir, karena mayorutas petani Indonesia diatas usia produktif dan masih belum mengenal dunia digital apalagi internet. Jadi situs ini hanya menjadi tempat tersesatnya orang yang iseng mencari keyword petani.

Petani Indonesia harus belajar dunia digital. Diawali dengan para pemuda yang sudah melek digital mulai merambah dunia pertanian, yang kemudian menuntun mereka para orang tua yang telah menjadi petani tradisional berpuluh-puluh tahun lamanya.

Tidak bisa dipungkiri lagi, kemajuan era teknologi digital saat ini tidak bisa dihentikan. Semua berjalan begitu cepat seiring meningkatnya pendidikan dan kualitas sumber daya manusia. Terbukti dari instansi-instansi maupun lembaga-lembaga pemerintahan yang mulai mengadopsi system digital dalam pelayanannya. Seperti kita tahu, penerimaan mahasiswa baru yang dulu harus datang ke secretariat, sekarang hanya perlu daftar lewat internet. Begitu juga dalam kelangsungan proses belajarnya, semua diakses melalui media maya ini. Lalu, apakah semua ini bisa membawa perubahan pada sector pertanian?

Disisi lain kita harus mempertahankan budaya, namun dilain pihak kita juga harus dituntut untuk maju agar bisa menangani laju perekonomian yang semakin meningkat. Ingat, saat ini Negara kita masih mengimpor beras dari luar negeri. Apakah kita akan terus menerus berpangku tangan dan mengandalkan Negara lain ?

Mungkin semua itu hanya mimpi. Benar, hanya mimpi kalau penduduk di Indonesia ini seluruhnya hanya orang tua. Kita masih ada pemuda. Seperti yang saya petik dari kalimat bung Karno berikut ini, "œBerikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia".

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More