![]() |
Disaat Acara Wisuda Kakak Saya. (dok. pribadi) |
Untuk mempertahankan kesuksesan dibutuhkan pondasi yang
kuat. Itulah kata pepatah, ibaratnya agar kita tetap mencapai kesuksesan maka
dibutuhkan keahlian dan pengalaman yang lebih. Dan keahlian tersebut dapat
dimiliki lewat pendidikan. Tidak hanya sekedar keahlian, namun keahlian yang
lebih. Untuk itu pendidikannya pun juga tidak hanya pendidikan yang
“biasa-biasa saja” namun juga berkualitas yang dapat membentuk karakter dan
pola pikir.
Jer Basuki Mawa Bea, untuk mendapatkan sesuatu dibutuhkan
biaya. Yup, seperti pendidikan. Pendidikan yang lebih baik dan berkualitas
lebih memerlukan biaya daripada pendidikan yang “biasa-biasa saja”. Semua orang
tentu ingin si buah hati mempunyai pondasi pendidikan yang kuat agar dewasanya
nanti memperoleh hasil yang maksimal.
Seperti halnya kedua orang tuaku. Kami tinggal di desa
pinggiran. Dulu Ayahku seorang buruh pabrik swasta sebelum beliau pensiun tahun 2009 lalu, sedangkan ibuku hanya ibu rumah
tangga tanpa penghasilan. Pendidikan ayah pun juga dibilang minim, yaitu hanya sampai tamat SMA,
apalagi ibu, hanya lulusan SD. Gaji ayah ketika bekerja pun sangatlah rendah, 3 tahun lalu hanya
kurang dari 1juta. Tepatnya sekitar 750rb.
Saya lahir dari tiga bersaudara. Jarakku dengan kakak kedua
sangatlah banyak. Hampir 15 th. Pendidikan sangat penting bagi keluarga
kami, kedua kakakku telah berhasil melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi.
Tentunya beban ayah dalam hal ekonomi begitu berat karena harus membiayai
kuliah kedua anaknya kala itu. Setelah sang kakak sudah selesai kuliah sekitar tahun 1999, kini
tinggal aku yang masih duduk di sekolah dasar. Apalagi ditambah nanti ketika
aku telah kelas 3SMP sang ayah sudah menempuh masa pensiunnya.
Mengantisipasi akan beban biaya pendidikanku disaat sang
ayah menikmati masa-masa pensiunnya, ia telah pandai-pandai menyiapkan biaya untuk
rencana masa depanku. Pada saat itu
banyak sekali tawaran solusi perbankan dengan berbagai produk perbankan beserta layanan
perbankan untuk mendapatkan kebebasan
financial pendidikanku nantinya, dan ayah memilih deposito. Dengan
memperhitungkan kemudahan bertransaksi
antara bank kantor dengan deposito nantinya maka yang terbaik adalah deposito BCA. Sebisa mungkin ia menyisihkan sebagian
gajinya. Terus menerus hingga saat pensiun itu tiba.
Ayah mendapatkan uang pesangon dari tempat kerjanya,
jumlahnya tak seberapa, sekitar 20juta. Ia mendepositokan seluruh uang tersebut untuk biaya
kuliahku selama 4tahun nantinya. Walau pada kenyataanya sedikit demi sedikit diambil untuk
biaya sekolahku selama SMA dan keperluan sehari hari. Hasil dari bertani hanya cukup untuk
makan sehari-hari saja. Kehidupan kami serba pas-pas an.
![]() |
Kesuksesan pendidikan tak lepas dari matangnya persiapan finansial sejak dini. (dok. Pribadi) |
Hingga suatu saat ketika kedua kakak saya sudah wisuda dan
berkeluarga dengan penghasilan yang cukup, semua baru telah dirasakan.
Pengorbanan banting tulang membiayai sekolah mereka sampai perguruan tinggi
tidaklah sia-sia. Sang kakak telah mendapatkan pekerjaan yang lebih layak
ketimbang ayah dan sedikit sedikit bisa membantu ayah untuk membiayai sekolah
saya. Hingga akhirnya saya sekarang lulus SMA.
![]() |
Aku lulus SMA tahun 2012, masih panjang jalan yang harus ku lalui. (dok. Pribadi) |
Kini saya akan memasuki perguruan tinggi. Dengan uang yang
telah ayah kumpulkan sejak dulu saat masih bekerja menjadi modal saya untuk
kuliah. Walaupun dihitung-hitung tidaklah seberapa, namun cukup untuk
meringankan beban nantinya. Tak salah jika ayah memilih mendepositokan untuk rencana masa depan-ku.
Pilihan ayah untuk mendepositokan uangnya untuk biaya
sekolahku sebenarnya memang sedikit terlambat dan masih belum matang.
Seharusnya ia harus lebih menyiapkan ini sejak awal-awal hingga akhirnya tidak
membebani masa tuanya. Karena ia masih mempunyai anak yang butuh biaya
pendidikan.
Saya ingin ketika sudah berkeluarga nantinya tidak akan dibebani oleh biaya pendidikan anak yang mendadak atau bahkan ketika sudah dalam masa pensiun. Tentu juga dengan anda. Maka
segeralah mumpung masih muda dan produktif bekerja untuk menyisihkan sebagian tabungan
untuk berinvestasi lewat deposito atau jangka panjang lebih dari 3tahun. Untuk
kita yang masih muda dan masih lama untuk si anak mengenyam sekolah silakan
saja pilih yang jangka panjang, tentukan Berapa tahun lagi anak akan masuk
sq class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mungkin itu pengalaman dari ayah saya yang sekarang sudah
menikmati masa tuanya sambil menunggu saya lulus kuliah 4-5 th lagi.
Pengalaman yang sangat berharga ini semoga bisa menginspirasi anda dan memberikan
motivasi agar lebih memperhatikan dan merencakan pentingnya pendidikan dan
sepandai-pandainya membiayai pendidikan buah hati. Jangan sampai biaya
pendidikan membebani masa tua anda.
Keyword :
Solusi perbankan
Rencana masa depan
Kemudahan transaksi
Produk perbankan
Layanan perbankan
Kebebasan finansial
Link : http://bca.co.id
0 komentar:
Posting Komentar